Di antara nikmat dan karunia Allah subhanahu wa ta’ala terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr: 1-5)
Sebelum kita mengetahui kapan malam lailatul qodr bulan ini alangkah lebih baiknya kita mengetahui dan mendalami dulu titik ampuh baik yang ada dibumi maupun titik titik yang ampuh atau titi Ma’bul, Semua ini didapat dari penggalian sains Alquran oleh KH Fahmi Basya.
Firqu Point Basic – Titik Ma’bul.
Dari Ibnu Umar: “Bahwa Rasulullah SAW ketika duduk dalam syahadat, meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya dan meletakkan tangan kanannya di atas lutut kanannya, dan mengikat lima puluh tiga (53), dan berisyarat dengan jari telunjuk”. (Shahih Muslim bab sholat). Dari sahabat Amir bin Abdillah bin Zubir, dari bapaknya berkata:”Adalah Rasulullaahh saw ketika duduk berdo’a (dalam sholat), meletakkan tangan kanannya di paha kanannya dan tangan kirinya di paha kirinya, serta berisyarat dengan jari telunjuk, dan meletakkan ibu jari pada jari tengah serta membeberkan telapak tangan kirinya pada lututnya”.(Shahih Muslim)
Awalnya menyaksikan bilangan di ujung jari. Bilangan itu b/a = 1,618….Ternyata kemudian bilangan 1,618….. ini terdapat di mana-mana. Di sana terucap kata-kata Aku bersaksi tidak ada Yang Dita’ati melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah. Suatu Syahadat yang dipperbaharui phenomenanya. Allah selalu menggunakan BILANGAN ini (1,618. . . . ) di setiap urusan di Alam Semesta ini. Pada Detak Jantung kita, Aspek ratio dari spiral DNA, Dan bentuk Alam Semesta yang dikenal dengan sebutan Tetric Hedron, Susunan Daun yang disebut Phyllotaxis, Kristal Salju, Dan struktur spiral dari semua Galaksi.
Ini yang dimaksud dengan kata-kata “menghiasi”, karena ia terlihat bagus, pas mantap teliti rapi indah mengagumkan luar biasa spektakuler fantastik.
Dan sungguh kami telah menghiasi Langit yang dekat dengan Pelita-pelita. (67.5)b
Engkau tidak dapat lihat pada ciptaan Ar-Rahman itu dari yang tidak beres, maka ulangkanlah penglihatan adakah engkau lihat dari yang cacat ? (67.3)a
Allah telah menggunakan bilangan yang sama, yaitu bilangan “Golden Mean” (Titik Seimbang Emas) : 1,618. . . di setiap urusan.
Maka di titik seimbangnya Kumpulan.(100.5)
Sebegitu banyak bilangan itu, sehingga ia ada di setiap jasa (nikmat) yang diberikan Allah kepada Alam Semesta. Tidak kebetulan kalau ayat ini diletakkan di surat 16, ayat 18 :
Dan jika kamu hitung nikmat Allah, tidak bisa kamu kumpulkan dia, sesungguhnya Allah sungguh Ghafuurur Rahiim (16.18)
Jika kita membelah model bumi meliwati ka’bah menjadi dua belahan sama besar, maka potongan melintang dari hasil pembelahan itu memiliki segitiga siku-siku yang sudut siku-sikunya persis di Ka’bah dengan salah satu sisi tegaknya = 2R. Maka garis miringnya adalah RV5 (R akar lima)
Gambarnya adalah sbb :
Ini contoh ayat di Ufuq-Ufuq, yang dilihatkan kepada manusia.
Dalam tata cara berwudhu, kata ka’bain berarti mata kaki, sehingga ka’bah berarti Mata kaki.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mau berdiri sholat, hendaklah kamu cuci muka-muka kamu, dan tangan-tangan kamu sampai siku-siku kamu, dan sapulah kepala-kepala kamu dan kaki-kaki kamu kepada dua mata kaki.(5.6)
Jadi ka’bah itu artinya Mata Kaki. Jika gambar di ufuq itu kita buat berdiri, ia benar-benar ada di kaki manusia. Ini yang dikatakan sebagai ayat di dalam diri manusia.
Dan posisi mata kaki tepat di posisi Ka’bah.
Kami akan tunjukkan kepada mereka ayat-ayat kami di ufuq-ufuq dan di dalam diri-diri mereka, hingga terbukti bagi mereka bahwa sesungguhnya dia (Islam itu) Al-Haqq. (41.53)
Ekspresi tangan syahadat yang mengawali fenomena Golden ratio ini dijelaskan pada shahih Muslim Bab Sholat.
Dari ibnu Umar: “Bahwa Rasulullah SAW ketika duduk dalam syahadat, meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya dan meletakkan tangan kanannya di atas lutut kanannya, dan mengikat lima puluh tiga (53), dan berisyarat dengan jari telunjuk”.(Shahih Muslim bab sholat). Kalimat : hingga terbukti bagi mereka bahwa sesungguhnya dia (Islam itu) Al-Haqq pada data (41.53) ini dibuktikan oleh Nabi dengan mengekspresikan kaki ketika bersujud dengan meluruskan ujung kaki, sehingga mengekspresikan segitiga siku-siku dengan ratio 1 dan 2 dan V5 di tanah. Ekspresi ini menandai bahwa Islam itu Al-Haqq. Bahwa bersujud bukan sekedar bersujud. Bersujud memenuhi Golden Ratio.
“Aku disuruh sujud di atas tujuh tulang”, beliau memberi isyarat dengan tangan beliau ke hidungnya, kedua tangannya, dua lutut, ujung kedua kaki (ujung jempol kaki).(Shahih Bukhari No 445)
Memang awal kisah golden ratio itu dari segitiga yang ada di kaki manusia itu. Orang pertama mengekspresikannya adalah Nabi Muhammad Saw. Itu jadi saksi Muhammad Rasul Allah.
Segitiga dasar ini :
Jika dibuka pada sudut siku-sikunya sehingga menjadi sebuah garis :
Terdapat titik pisah yang memisahkan 1+V5 dan 2. Titik pemisah ini disebut Firqu Point atau titik wustho
Tiap bagian terpisah secara Golden (bijaksana) yang kita sebut Golden Ratio.
Firqu Point ini di Mina ditandai oleh Jumratul Wustho.
(Jumratul Wustho di Mina)
Jika garis ini kita letakkan di ufuq, maka kita dapat meletakkannya. Perlu diketahui garis a+b ini berasal dari segitiga, dan segitiga sudutnya 180 derajat. Jika ia akan dilengkungkan mengikuti lengkungan bumi, maka ia akan jadi separoh lingkaran saja. Ujung-ujungnya akan menunjukkan kutub Utara dan Kutub Selatan. Pola Bumi dalam dua dimensi jadi bentuk setengah lingkaran.
Jika garis itu melalui Masjidil Haram, ternyata ia tepat berada di Firqu Point. Dari sinilah kemudian kita mendefinisikan bahwa Firqu Point adalah titik Makbul.
Karena sholat di Masjidil Haram mendapat pahala 100.000 kali sholat di tempat lain. Dan ketika Matahari persis di atas ka’bah sebagai titik golden mean bumi, maka di ’Arsy Saba’ jam menunjukkan pk 16.18 WIB satu kebetulan yang tidak mudah.
Firqu Point sebagai Titik Makbul
Menarik sekali untuk diperhatikan, bahwa ada tempat ada waktu yang akan terjadi kemakbulan secara luar biasa. Wah kalau kita bisa ke sana dan pada waktu yang tepat, kita akan mendapat pengabulan yang luar biasa.
Dan jika mereka mendekati Ku sejengkal, Aku mendekati kepadanya sehasta. (Shahih Muslim No 2300)
Hadits ini memberi petunjuk bahwa Firqu Point itu adalah tempat Pertemuan, karena sejengkal dan sehasta itu adalah Golden Ratio.
b/a = 1,618 . . . . .
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55.53)
Catatan:
Saya sengaja meng highlight angka 5 dan 3 yang bertebaran di nomor-nomor surat dan ayat di Notes ini, supaya anda tahu bahwa sejatinya perbandingan angka 5 dan 3 ini adalah Golden Ratio…..!
Mengapa ada Wuquf?
Mengapa ada fenomena Wukuf (berhenti) pada tanggal 9 Dzul Hijjah? Tidak lain agar kita menghitung hari sampai dengan tgl 8 Dzul Hijjah. Jika kita menghitung hari dari tgl 1 Muharram sampai dengan tanggal 8 dzul Hijjah, jumlah harinya adalah 332 hari. Firqu pointnya jatuh pada tanggal 28 Rajjab. Kita tahu Nabi Isra’ Mi’raj tgl 27 Rajjab. Bertemu dengan Allah mengambil perintah sholat lima waktu berikut ekspresi tangan syahadatnya yang berisi kode golden ratio.
1-Muharram = 29 hari
2-Shofar = 30 hari
3-Rabiul Awwal = 29 hari
4-Rabiul Akhir = 30 hari
5-Jumadil Awwal = 29 hari
6-Jumadil Akhir = 30 hari
7-Rajjab = 29 hari
8-Sya’ban = 30 hari
9-Ramadhan = 29 hari
10-Syawwal = 30 hari
11-Dzul Qoidah = 29 hari
12-Dz Hijjah sd tgl 8 = 8 hari
————————————————————– +
Jumlah hari s.d tgl 8 Dz Hijjah = 332 hari
332/1,618 = 205
Bilangan 205 hari ini adalah jatuh pada tanggal 28 Rajjab.
1-Muharram = 29 hari
2-Shofar = 30 hari
3-Rabiul Awwal = 29 hari
4-Rabiul Akhir = 30 hari
5-Jumadil Awwal = 29 hari
6-Jumadil Akhir = 30 hari
7-Rajjab s.d tgl 28 = 28 hari
————————————————————– +
Jumlah hari s.d tgl 28 Rajjab = 205 hari
Perhitungan ini pada tahun qomariah berumur 354 hari. Jika pada hari yang 355, maka Muharram berumur 30. Sehingga bilangan 205 itu jatuh pada tanggal 27 Rajjab.
1-Muharram = 30 hari
2-Shofar = 30 hari
3-Rabiul Awwal = 29 hari
4-Rabiul Akhir = 30 hari
5-Jumadil Awwal = 29 hari
6-Jumadil Akhir = 30 hari
7-Rajjab s.d tgl 27 = 27 hari
————————————————————– +
Jumlah hari s.d tgl 27 Rajjab = 205 hari
Jadi firqu point benar sebagai titik makbul atau titik bertemu, Nabi Isra’ Mi’raj bertemu Allah pada tg 27 Rajjab.
Catatan Kecil:
Tahun Qomariah ada yang berumur 355 dan ada yang berumur 354. Hal itu terjadi karena bilangan 19 ini: Dalam 30 tahun Qomariah ada 19 kali berumur 354, dan 11 kali berumur 355. Sehingga jumlah harinya dalam 30 tahun itu ada sebanyak 10631 hari.
{(354 x 19) = 6726} + {(355 x 11) = 3905} = Jumlah = 10631 hari
Umur syahru itu tidak tepat 30 hari dan tidak tepat 29 hari, tetapi sebesar 29,53 hari. Nah selama 30 tahun, setiap tahunnya ada 12 syahru, maka harinya ada sebanyak :
19,53 x (30×12) = 10630,8 hari
Bandingkan bilangan 10631 dan 10630,8 ini ia mempunyai kekhilafan 0,2 hari selama 30 tahun atau 4,8 jam selama 30 tahun.
Kamus Kata Firqu
Kata Firqu itu dikamuskan dalam sebuah peristiwa besar yaitu peristiwa Belah Laut dalam kisah Nabi Musa As yang mengatakan bahwa tiap pisahan dari laut yang tergulung seperti jurang yang ’Azhiim. Terlihat demikian penting kata Firqu, ia dikamuskan pada peristiwa besar.
Maka kami wahyukan kepada Musa, bahwa pukullah laut itu dengan tongkat mu, maka tergulung. Maka adalah tiap Firqu (pisahan) seperti Jurang Yang Dalam (26.63)
Di dalam surat Ar-Rahman, (surat ke-55 pada Alqur’an) ada 31 kali diulang perkataan FBY (fabiaiyyi alaai robbikuma tukadz-dzibaan). Mencari firqu point dari bilangan 31 ini dengan membaginya dengan 1,618. Kita dapat hitung hasilnya 31 : 1,618 = 19,15
Seperti kita ketahui 19+12 = 31. Jadi Firqu point itu berada di kawasan 12. Yaitu 19,15 dari akhir bilangan 31 adalah pada bilangan 12. Jadi Firqu point itu jatuh pada FBY yang ke-12. Nah, FBY yang ke-12 pada surat Ar-Rahman adalah pada ayat ke-38nya.
FBY ke-1 pada ayat 13., FBY ke-2 pada ayat 16., FBY ke-3 pada ayat 18.
FBY ke-4 pada ayat 21., FBY ke-5 pada ayat 23., FBY ke-6 pada ayat 25.
FBY ke-7 pada ayat 28., FBY ke-8 pada ayat 30., FBY ke-9 pada ayat 32.
FBY ke-10 pada ayat 34., FBY ke-11 pada ayat 36., FBY ke-12 pada ayat 38.
Jadi dari 31 titik FBY pada surat ke-55, firqu pointnya jatuh pada FBY yang ke-12, yaitu ayat 38nya.
Maka ayat bukti Rabb kamu yang mana, kamu hendak dustakan? (55.38)
Tetapi perlu kita ketahui ayat 38 ini mengomentari ayat sebelumnya. Dan ayat sebelumnya itu adalah ayat 37 yang mengatakan bahwa Langit Terbelah. Bayangkan, firqu point dihubungkan dengan hal-hal yang dahsyat. Laut terbelah, dan bahkan Langit terbelah.
Maka apabila terbelah langit, maka jadilah ia seperti mawar merah dan warna biru minyak. (55.37)
Mencari Firqu Point Malam Lailatul Qadar
Tidak berlebihan, kalau kita mencari Firqu Point Malam Qadar (Lailatul Qadar) dari Range yang diberikan Nabi Saw. Pada Shahih Bukhari, Nabi Saw memberikan rentangan (range) 10 malam untuk mencari tahu titik makbul Malam Qadar.
Maka sesungguhnya kepada ku telah dilhatkan Malam Qadar, dan aku lupa dia. Dan sesungguhnya dia di dalam sepuluh yang akhir di bilangan ganjil.(Shahih Bukhari No 446)
Firqu point dari 10 adalah 10/1,6 = 6,25
Sehari semalam 24 jam. Maka 0,25×24 jam = 6 jam. Jadi Firqu Point terjadi 6 jam setelah 6 hari dari 10 hari itu, padahal masuk awal hari adalah maghrib. Maka kalau Maghrib pk 6 sore, firqu point itu terjadi malam ke-27, 6 jam setelah pukul 6 maghrib, yaitu pukul 12 malam.
Jadi Malam Lailatul Qodr tahun ini jatuh pada : Hari Minggu tanggal 4 Agustus 2013 pukul; 00:00 WIB
Pada Shahih Muslim No 1136 dikatakan:
Dari Salim dari bapaknya ra, katanya seorang laki-laki bermimpi bahwa malam qadar terdapat pada malam ke-duapuluh-tujuh bulan Ramadhan. Maka bersabda Nabi SAW, “Aku bermimpi seperti mimpimu, yaitu pada sepuluh malam terakhir. Karena itu carilah dia pada malam-malam yang ganjil” (Shahih Muslim No 1136)
Firqu Point pada Hari Jum’at
“Sesungguhnya pada hari jum’at ada satu sa’at apabila seorang muslim berdo’a kebaikan kepada-Nya, maka akan dikabulkan untuknya permohonannya”. Ia berkata: “ Dan dia sa’at itu hanya sebentar”
(Shahih Muslim, No 804)
Matematika-Islam bisa membuktikan bahwa sa’at itu sebentar. Pada hari jum’at raka’at sholat itu ada 15 raka’at. Maghrib = 3, “Isyaa’ = 4, Shubuh = 2, Jum’at = 2, dan ‘Ashar = 4 à(3+4+2+2+4 = 15),
Firqu point dari 15 adalah 15/1,6 = 9,375
Jadi Firqu pointnya jatuh di raka’at ke 10, yaitu raka’at pertama pada sholat jum’at.
1- Raka’at pertama Maghrib
2- Raka’at kedua Maghrib
3- Raka’at ketiga Maghrib
4- Raka’at pertama ’Isya
5- Raka’at kedua ’Isya
6- Raka’at ketiga ’Isya
7- Raka’at keempat ’Isya
8- Raka’at pertama Shubuh
9- Raka’at kedua Shubuh
10- Raka’at pertama Sholat Jum ’at, tempat raka’at ke 9,375.
Pada raka’at pertama sholat jum’at ada 6 ekspresi.
Yaitu pada ekspresi ke 0,375 x 6 = ekspresi ke : 2,25. Ekspresi ke-2 adalah ruku’ pertama. Jadi ekspresi ke 2,25 terjadi sesa’at Imam mengatakan SA pada kalimat Sami’Allah. Yaitu sesa’at akan bangkit dari rukuk sesa’at akan mengatakan SAMI’ALLAH yang Artinya Allah Maha Mendengar.
Bukti Metoda Golden Ratio di dalam Alqur’an,
Ketika kita akan mencoba mencari Firqu point dari 114 surat Alqur’an. Firqu point dari 114 adalah 114 / 1,618 = 70,4. Jadi Firqu point Alqur’an terjadi pada 70,4 surat dari surat terakhir. Karena 70 + 44 = 114, maka posisi 70,4 itu sudah berada di surat ke- 44. Jadi Firqu Point itu berada pada surat ke-44 ayat 4. Ternyata bunyi ayat 4 surat ke-44 ini persis sama dengan definisi Golden Ratio. Yaitu sesuatu yang dipisah membentuk Ratio yang bagus (golden ratio).
Padanya dipisahkan tiap urusan dengan bijaksana (44.4)
Dengan kata lain kita menemukan kamus kata Hakim yang selama ini kita artikan Bijaksana. Semua pemisahan di alam yang selama ini kita lihat bagus (golden) adalah sebuah pemisahan yang Hakim Dan itu hanya bisa kita ketahui lewat pengajaran melalui Qalam (Logic). Dan itu adalah Matematika Islam, Sains Qur’an. Lewat Matematika Islam orang juga dapat memahami sebuah kata di dalam Alqur’an. Pertanyaannya:”Apa yang anda maksud dengan ”Bijaksana” selama ini ketika anda memahami arti Hakim = Bijaksana?
*(Satu persoalan agama Islam terjawab lagi oleh Sains Qur’an)
Mengapa Nabi Bersujud dengan meluruskan ujung kaki, dan bersyahadat dengan mengisyaratkan telunjuk . Di sana ada kode golden ratio 1,618……….. yang tersebar di alam semesta. Ia menjadi saksi tidak ada yang dita’ati melainkan Allah.
Ketika Matahari tepat di atas ka’bah, semua bayangan bersujud menghadap ke kiblat . Dan di negeri Saba’ jam menunjukkan tepat pukul 16.18 WIB.
Dan jika kamu hitung nikmat Allah, tidak bisa kamu kumpulkan dia, sesungguhnya Allah sungguh Ghafuurur Rahiim (16.18)
Padanya dipisahkan tiap urusan. dengan bijaksana (44.4)
Maka ayat bukti Rabb kamu yang mana, kamu hendak dustakan? (55.38)
Demikian semoga informasi ini bermanfaat bagi yang beriman dan meyakininya.
Alhamdulillah Ya Alloh